Langsung ke konten utama

Sisi Dalam Penerbit Mayor




Belajar Menulis Bersama OmJay dan PGRI 

Wonogiri
Gelombang 20
Resume Ke. 11
Oleh : Anni FR, S.Pd 
Tema : Menguak Dapur Penerbit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta, S.Si., M.T
Moderator  : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd





Assalamu'alaikum wr.wb 
Bismillahirrahmannirrahim 
Salam Literasi 

Masih terus berjuang untuk sebuah kebahagiaan. Ukuran bahagia juga berbeda, satu dengan yang lain. Aku bisa menulis tanpa ketemu WB juga bahagia. Hehheehe..... ya itulah aku yang masih terus meramu. Semilir angir malam dari tepi Bengawan Solo, sangat menusuk tulang belulang. Dapur masih menyala dengan ramuan aneka rasa.

Sejak jam 12.54 WIB dari WAG sudah terpampang cuplikan materi untuk kelas online malam ini yang dikirim oleh OmJay. Mengambil tema "Menguak Dapur Penerbit Mayor", dengan moderator ibu Sri Sugiastuti atau bu Kanjeng dan narasumber bapak Edi S. Mulyata. Sangat menarik sekali tema malah ini.

Jam diruang tamu sudah berdentang 7 kali, waktunya untuk kelas online menulis. Ku buka WAG dan ternyata benar bu Kanjeng sudah menyapa dengan hangat. Memperkenalkan narasumber malam ini, yang bisa dilihat melalui klik disini. Tak butuh waktu lama akhirnya belajar daring lewat WAG sudah masuk pada ranah materi.

Pemaparan pak Edi yang pertama adalah efek pandemi yang mengguncang dunia penerbitan. Sudah 20 tahun berkutat didunia pengolahan buku. Berawal dari penulis lepas, yang hidup dari menulis buku. Beliau menjelaskan bahwa : Penulis dan penerbit telah di lindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2 tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019. Beliau berpesan jika ingin menjadi penulis, alangkah baiknya mempelajari PP No 75. Sebab melalui PP ini, penerbitan buku akan lebih cepat.

Pada undang-undang perbukuan no.3 sebenarnya tidak ada pembagian Penerbit Mayor dan Minor, sehingga pembagian itu ada terjadi secara alamiah. Yang mana penerbit Minor lebih sedikit sedang Penerbit Mayor lebih banyak

Disisi lain perpustakaan nasional, menggolongkan kedalam penerbit berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya. Sehingga terjadi juga pada pemasaran buku, ada penerbit bisa menjangkau secara nasional dan ada yang regional. Selain itu Kemendikbud DIKTI, memberi isyarat, jika terbitan buku harus berskala nasional sembarangan. Bagi penerbit yang sedari awal sudah memiliki kapasitas besar, baik segi produksi atau mesin produksi tidak ada masalah dengan demikian dapat memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit.

Pademi juga mengubah ritme distribusi buku, dimana saluran utama outlet saat ini ditutup atau terbatasi aktivitasnya. Jika pandemi mencabik pendistribusian, maka beda hal dengan pengolahan naskah. Naskah mengalir saja dan cukup baik, bisa saja disebabkan calon penulis mengalami pembatasan aktivitas. Sehingga waktunya banyak tercurah untuk menulis. Yang menjadi kendala, justru pengolahan naskah mulai dari editorial, setting perwajahan, dan sampul hingga produksi buku cetak. Kebijakan pemerintah menjadi kendala bagi toko buku fisik.

Pak Edi mengatakan, "Kami beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Kami mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik".

Dari cerita pak Edi, bisa dibuat kesimpulan jika kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya ke penerbit.

Dijelaskan juga bahwa produksi buku fisik tidak dicetak secara massal, tetapi menyesuaikan pasar. Dengan demikian, bisa menjadi kesempatan kepada para calon penulis untuk mencoba era Baru dimana produksi buku mengikuti keinginan pasar. Penjualan online cukup membantu, dan mencoba untuk memproduksi buku digital atau e-book, supaya lebih luas kesempatan terbitnya.

Pemaparan materi yang luar biasa, sangat berbobot. Masuk di sesi akhir, tanya jawab. Banyak sudah yang mengajukan pertanyaan. Salah satu diantaranya berikut ini.
👉P 9

Nama: Raliyanti
Asal: Jakarta
Pertanyaan: 
Saya pernah mengikuti kegiatan pembuatan buku antologi yang berkesinambungan hingga 10 buku. (di penerbit Indie). Di situ saya sdh mengirim 6 naskah yang seharusnya akan menjadi 6 buku. Dari 10 buku itu, baru diterbitkan 1 buku. Dan itu sudah 4 bulan yang lalu. Setahu saya buku yang sudah lengkap naskahnya ada 3 buku lagi. Tetapi itu juga belum diterbitkan. Saya sebenarnya masih berharap untuk bisa diterbitkan untuk buku yang sudah lengkap. Namun bagaimana naskah yang belum lengkap? Apa yang harus saya lakukan. Apakah saya tarik lagi atau dibiarkan saja. Apakah ada konsekuensi atas penarikan naskah dari penerbit? Sedangkan saya masih ingin tetap menjaga hubungan baik. Trimakasih.

Jawab :
👉Penerbit Indie, sangat tergantung dari kemampuan penulis dalam mendanainya, sehingga apabila terhenti biasanya adalah masalah _pendanaan_ dan distribusi. Cara memandang naskah memang berlainan antara penerbit indie dan penerbit mayor seperti kami. Biasanya kami berpikir, _jika saya danai ... bisa jalan tidak buku ini_ artinya memandang naskah dengan skala produksi yang masif.
👉Terkadang faktor penulis yang meminta untuk dapat terbit dengan skala kecil, karena kemampuan pendanaan di sisi penulis memang baru seperti itu.
👉Untuk buku yang pernah diajukan, memang sebaiknya berterusterang ke penerbit tersebut apakah faktor pendanaan tadi yang menjadi masalah.
👉Kalaupun tidak ada kelanjutannya, bisa bapak berikan surat sepihak bahwa proses penerbitan akan dialihkan ke penerbit yang lain. Hal ini tidak ada masalah krn hak cipta adalah di penulis.
👉Sebaiknya tali silaturahmi masih tetap dijaga, dengan tidak dengan sepihak mencabut hak terbit dari penerbit tersebut, meskipun hak tertinggi adalah di Hak Cipta penulis. 

Hanya ini yang bisa aku uraikan, tentukan sangat lemah. Akan tetapi aku tetap menganggap ini kuat. Hehehe.....harus terus berfikir baik dan baik. 


Waalaikumsalam wr.wb 

Komentar

  1. Mohon komentarnya dan terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. Ada namakuu.. hehe.. Mantap bu Anni.. bagus tulisannya, enak bacanya..

    BalasHapus
  3. Bagus,runtut dan enak dibaca...selamat Bund👍👍

    BalasHapus
  4. Prakata yang hebat Mom. Aku sering mengalami WB di posisi itu.

    BalasHapus
  5. Membaca resume ini seperti membaca cerpen. Menyenangkan dan mengalir saja. Ilmu yang manfaat

    BalasHapus
  6. Tulisannya rapi bu. Sangat bagus

    BalasHapus
  7. Membaca resume ini serasa dibawa kepada suatu suasana... 👍 dan berpikir positif.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Perjalanan Susun Buku

Belajar Menulis Bersama OmJay dan PGRI  Wonogiri  Gelombang 20 Resume Ke-18 Oleh : Anni FR  Tema : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd. Moderator : Bu Kanjeng  Assalamu'alaikum wr.wb  Bismillahirrahmannirrahim  Salam Literasi  Menapak terjal jalur berlubang, sayup-sayup kicau burung bersautan. Dahan dan ranting bergesekan ciptakan suara yang berirama. Sudah sejauh ini melangkah akankah berbalik arah...? Tidak.....! Bulat tekat untuk menggapai asa dan cita, selesaikan resume agar terbit sebuah cipta karya untuk dikenang.  Sejak sore menanti fliyer untuk malam ini tak muncul-muncul, hingga hampir jam 19.00 WIB. Dan salah satu peserta yaitu Ms.Phia menanyakan ya di WAG. Heheee aku kira libur. Tak berapa lama OmJay langsung mengirimkan fliyer untuk kelas malam ini. Sehat selalu OmJay, segera bugar seperti sediakala aamiin yra. Malam ini mengangkat tema : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Sebagai narasumbernya adalah : Yuli

Langkah Handal Promosikan Buku

Belajar Menulis Bersama OmJay dan PGRI  Wonogiri  Gelombang 20 Resume Ke-19 Oleh : Anni FR  Tema : Teknik Promosi Buku Narasumber : Akbar Zainudin Moderator : Bu Kanjeng  Assalamu'alaikum wr.wb  Bismillahirrahmannirrahim  Salam Literasi  Rona merah menghiasi kedua pipinya, senyum simpul tak lepas menemani. Berjalan tanpa letih, keluar masuk pintu dengan ramahnya. Perjalanan yang penuh pasang surut. Keceriaan terpancar saat kau sukses memenuhi titik puncak sebuah tujuan. Teruslah membumi wahai engkau sang pemilik karya sastra goresan pena. Telah sampailah di malam pertemuan Ke-19, perjalanan yang sangat panjang bagiku. Aku yang pemula, yang mengenal dunia literasi baru seumur jagung. Dan aku yang masih terus mengasah kemampuan demi sebuah pencapaian. Sebuah bukti bahwa aku layak dan mampu. Bukankah tidak ada yang tidak mampu selama belum mencoba dan terjun dengan sendiri. Pada pertemuan ini, kelas online Belajar Menulis mengambil tema "Teknik Promosi Buku". Sed

Jerit Pilu Guru Honorer

Waktu telah mendekati hari pengumuman tinggal menghitung hari. Kami para Guru Honorer menanti dengan kecemasan masing-masing. Jika manusia wajib berusaha dan berdoa. Dengan demikian saat ini kami hanya bisa berdoa. Usaha belajar untuk menghadapi tes seleksi sudah kami jalani dan sudah melalui tahapan tes seleksi tahap 1. Usaha mengikuti pengaduan melalui Kemendikbud sudah dilalui, https://gurupppk.kemdikbud.go.id/webpppk/contact . Maka hanya doa yang bisa kami panjatkan untuk merubah keadaan berpihak kepada kami Guru Honorer Indonesia.  Begitu banyak perjuangan yang telah kami lalui. Sabar ikhlas dengan segala resiko dan konsekuensi juga kami terima. Akan tetapi salahkah bila kami menuntut sedikit saja kebaikanmu wahai pemegang kekuasaan. Lihatlah kami, kami terseok - seok pada pertempuran tes seleksi tahap 1. Kami sudah belajar meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis kami. Rentetan try out panjang telah kami ikuti. Dan apa yang di dapat semua salah sasaran. Kami tidak menyalahka