Langsung ke konten utama

Mangga Madu

 Angin sedikit berhembus pelan, sangat terik sekali siang ini. Anak-anakku sudah asik bermain sendiri di halaman depan rumah. Tiba-tiba ada suara aneh seperti ada yang jatuh ke tanah. Beranjakku dari tempat duduk, melangkah kearah suara tadi. Dan ternyata ada sesuatu yang jatuh. Tiga buah mangga jatuh ketanah. Batinku berbisik tak ada angin kok bisa jatuh ya mangga ini. Setelah aku tengok ke atas ternyata adikku sudah ada di atas pohon. Dari atas dia berkata "mbak ayo lotisan", sembari dia turun kebawah. Tanpa banyak berdebat akupun lantas menyiapkan berbagai bahan untuk membuat sambal lotisnya.

 "Dek, ini masih muda banget cocok untuk lotisan", kataku. 

"Iya mb, dikasih garam aja enak, kecut kecut gimana gt", sahutnya.

Tak lama kemudian datang ibu aku dari pasar. Beliau bilang jika mangganya ini bernama mangga madu. Jadi belum matang itu tetap enak. Pada dagingnya mangga madu ini ada semacam bintik-bintiknya gitu. Dan itu yang bikin rasanya manis. Terlebih jika matang manis sekali. Kalau masih muda sekali bintik-bintiknya belum keluar sehingga sedikit kecut atau masam. Jika mudah mulai setengah tua, itu sudah sedikit manis. Asik juga siang lotisan mangga saja. Tak terasa sambal lotisnya habis mangganya masih. Haduh ngalamat makan mangga dengan garam aja nih. Sembari menghabiskan mangga, pikiran ini sudah berkelana jauh. Besok akan aku simpan dahulu saja hingga matang beneran. Ya maklum penasaran dengan cerita ibu aku. Karena jarang makan mangga yang sudah matang hasil dari pohon ibu aku. Hal ini dikarenakan sama ibu selalu dijual ke pedagang buah saat mangga masih setengah matang. Suara Adzan Ashar sudah terdengar, mangga sudah habis dan saatnya pergi ke masjid bersama anak-anakku. 

Komentar

  1. kl mnrt sy sbg pemula bagus bu,ternyata dengan tema yg dberikan om jay jadi sebuah tulisan y bu

    BalasHapus
  2. Terimakasih ibu butuh tenaga ekstra ini

    BalasHapus
  3. Mantap bacanya. Teruslah menulis dan berkarya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Perjalanan Susun Buku

Belajar Menulis Bersama OmJay dan PGRI  Wonogiri  Gelombang 20 Resume Ke-18 Oleh : Anni FR  Tema : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd. Moderator : Bu Kanjeng  Assalamu'alaikum wr.wb  Bismillahirrahmannirrahim  Salam Literasi  Menapak terjal jalur berlubang, sayup-sayup kicau burung bersautan. Dahan dan ranting bergesekan ciptakan suara yang berirama. Sudah sejauh ini melangkah akankah berbalik arah...? Tidak.....! Bulat tekat untuk menggapai asa dan cita, selesaikan resume agar terbit sebuah cipta karya untuk dikenang.  Sejak sore menanti fliyer untuk malam ini tak muncul-muncul, hingga hampir jam 19.00 WIB. Dan salah satu peserta yaitu Ms.Phia menanyakan ya di WAG. Heheee aku kira libur. Tak berapa lama OmJay langsung mengirimkan fliyer untuk kelas malam ini. Sehat selalu OmJay, segera bugar seperti sediakala aamiin yra. Malam ini mengangkat tema : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Sebagai narasumbernya adalah : Yuli

Langkah Handal Promosikan Buku

Belajar Menulis Bersama OmJay dan PGRI  Wonogiri  Gelombang 20 Resume Ke-19 Oleh : Anni FR  Tema : Teknik Promosi Buku Narasumber : Akbar Zainudin Moderator : Bu Kanjeng  Assalamu'alaikum wr.wb  Bismillahirrahmannirrahim  Salam Literasi  Rona merah menghiasi kedua pipinya, senyum simpul tak lepas menemani. Berjalan tanpa letih, keluar masuk pintu dengan ramahnya. Perjalanan yang penuh pasang surut. Keceriaan terpancar saat kau sukses memenuhi titik puncak sebuah tujuan. Teruslah membumi wahai engkau sang pemilik karya sastra goresan pena. Telah sampailah di malam pertemuan Ke-19, perjalanan yang sangat panjang bagiku. Aku yang pemula, yang mengenal dunia literasi baru seumur jagung. Dan aku yang masih terus mengasah kemampuan demi sebuah pencapaian. Sebuah bukti bahwa aku layak dan mampu. Bukankah tidak ada yang tidak mampu selama belum mencoba dan terjun dengan sendiri. Pada pertemuan ini, kelas online Belajar Menulis mengambil tema "Teknik Promosi Buku". Sed

Jerit Pilu Guru Honorer

Waktu telah mendekati hari pengumuman tinggal menghitung hari. Kami para Guru Honorer menanti dengan kecemasan masing-masing. Jika manusia wajib berusaha dan berdoa. Dengan demikian saat ini kami hanya bisa berdoa. Usaha belajar untuk menghadapi tes seleksi sudah kami jalani dan sudah melalui tahapan tes seleksi tahap 1. Usaha mengikuti pengaduan melalui Kemendikbud sudah dilalui, https://gurupppk.kemdikbud.go.id/webpppk/contact . Maka hanya doa yang bisa kami panjatkan untuk merubah keadaan berpihak kepada kami Guru Honorer Indonesia.  Begitu banyak perjuangan yang telah kami lalui. Sabar ikhlas dengan segala resiko dan konsekuensi juga kami terima. Akan tetapi salahkah bila kami menuntut sedikit saja kebaikanmu wahai pemegang kekuasaan. Lihatlah kami, kami terseok - seok pada pertempuran tes seleksi tahap 1. Kami sudah belajar meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis kami. Rentetan try out panjang telah kami ikuti. Dan apa yang di dapat semua salah sasaran. Kami tidak menyalahka