Angin sedikit berhembus pelan, sangat terik sekali siang ini. Anak-anakku sudah asik bermain sendiri di halaman depan rumah. Tiba-tiba ada suara aneh seperti ada yang jatuh ke tanah. Beranjakku dari tempat duduk, melangkah kearah suara tadi. Dan ternyata ada sesuatu yang jatuh. Tiga buah mangga jatuh ketanah. Batinku berbisik tak ada angin kok bisa jatuh ya mangga ini. Setelah aku tengok ke atas ternyata adikku sudah ada di atas pohon. Dari atas dia berkata "mbak ayo lotisan", sembari dia turun kebawah. Tanpa banyak berdebat akupun lantas menyiapkan berbagai bahan untuk membuat sambal lotisnya.
"Dek, ini masih muda banget cocok untuk lotisan", kataku.
"Iya mb, dikasih garam aja enak, kecut kecut gimana gt", sahutnya.
Tak lama kemudian datang ibu aku dari pasar. Beliau bilang jika mangganya ini bernama mangga madu. Jadi belum matang itu tetap enak. Pada dagingnya mangga madu ini ada semacam bintik-bintiknya gitu. Dan itu yang bikin rasanya manis. Terlebih jika matang manis sekali. Kalau masih muda sekali bintik-bintiknya belum keluar sehingga sedikit kecut atau masam. Jika mudah mulai setengah tua, itu sudah sedikit manis. Asik juga siang lotisan mangga saja. Tak terasa sambal lotisnya habis mangganya masih. Haduh ngalamat makan mangga dengan garam aja nih. Sembari menghabiskan mangga, pikiran ini sudah berkelana jauh. Besok akan aku simpan dahulu saja hingga matang beneran. Ya maklum penasaran dengan cerita ibu aku. Karena jarang makan mangga yang sudah matang hasil dari pohon ibu aku. Hal ini dikarenakan sama ibu selalu dijual ke pedagang buah saat mangga masih setengah matang. Suara Adzan Ashar sudah terdengar, mangga sudah habis dan saatnya pergi ke masjid bersama anak-anakku.
Mohon komentarnya
BalasHapuskl mnrt sy sbg pemula bagus bu,ternyata dengan tema yg dberikan om jay jadi sebuah tulisan y bu
BalasHapusTerimakasih ibu butuh tenaga ekstra ini
BalasHapusMantap bacanya. Teruslah menulis dan berkarya
BalasHapusBaik omjay, semacam tempat curhat
Hapus